BEM UNAIR dan FORSIDA lagi-lagi duwe gawe”, itulah kalimat yang pantas disematkan pada Badan Eksekutif Mahasiswa dan Forum Silaturahmi Mahasiswa Daerah Universitas Airlangga.
Tepat pada Sabtu 17 Februari 2024, kedua organisasi tersebut berkolaborasi dan kembali menggelar pameran budaya yang dikemas dengan nama Festival Budaya Airlangga x Festival Nasional Bhinneka (FBA X FNB).
Salah satu tujuan digelarnya acara ini adalah untuk mengenalkan budaya-budaya daerah di Indonesia. Oleh karena itu, FBA x FNB mengundang berbagai Organisasi Mahasiswa Daerah (ORMADA) yang ada di Unair tidak terkecuali ORMADA UNAIR Ponorogo.
Pada event ini, ORMADA UNAIR Ponorogo menyuguhkan dua tarian kebanggaan dari “Bumi Reyog” yaitu Tari Jathil dan Ganong.
Adapun Tari Jathil dibawakan oleh Nada Citra Ambar Wangi dan Fernanda Athaya Salsa Bella. Sedangkan Tari Ganong dibawakan tunggal oleh Muhammad Deo Ainul Munif.
Tarian yang dikemas selama tujuh menit ini berhasil memukau para penonton di Amphiteater Kampus B Unair.
Tidak hanya itu, para anggota ORMADA UNAIR Ponorogo juga tampak kompak memberikan dukungan kepada ketiga rekan yang tampil dengan melontarkan jargon sebelum tarian dimulai.
Penampilan yang spektakuler tersebut tentu tidak luput dari proses latihan yang menguras waktu dan tenaga.
“Kurang lebih latihan H-3 minggu, tetapi tidak rutin dilakukan karena antar penari memiliki kesibukan yang berbeda. Sedangkan, latihan rutin baru dilakukan ketika mendekati hari H,” ucap Deo, mahasiswa yang membawakan Tari Ganong.
Ia juga mengaku, sempat mengalami beberapa hambatan seperti diterpa hujan dimana membuat proses latihan menjadi kurang kondusif.
Meskipun begitu, Deo merasa senang karena dengan begitu proses yang dilalui hingga hari H menjadi banyak cerita dan penuh makna. Tidak hanya Deo, Nada dan Fernanda pembawa Tari Jathil juga merasa terharu ketika melihat antusiasme dan apresiasi dari penonton.
“Akhirnya, proses yang penuh ketawa dan sedihnya ini membuahkan hasil yang luar biasa,” ucap Nada.
Bergeser dari penampilan tari, rupanya ORMADA UNAIR Ponorogo juga tidak ketinggalan memamerkan ornamen dan makanan khas “Kota Reyog” pada booth yang telah disediakan oleh panitia.
Adapun ornamen yang dipamerkan berupa baju Penadon, Eblek, serta Ganongan. Tidak ketinggalan juga beberapa makanan khas yang sengaja dibawakan langsung dari Ponorogo seperti Jenang Mirah, Keripik Dhebog, Roti Jahe, dan lain sebagainya.
FBA X FNB ini menjadi salah satu wadah yang menarik untuk mengenalkan eloknya budaya yang ada di Indonesia khususnya dari Ponorogo.
“Harapan saya setelah adanya acara ini semga tahun depan masih dilaksanakan dan lebih banyak merangkul ORMADA lainnya, sehingga sekaligus dapat belajar dan mengenal kebudayaan yang ada di Indonesia,” tutur Deo.
Penulis: Devi Ridho (Mahasiswi Universitas Airlangga)