PONOROGO – Singo Sumowicitro Grup Reog SMPN 2 Kauman mampu menjaga nama dan martabat tanah Bantarangin, cikal bakal reyog Ponorogo.
Hal ini seiring prestasi Singo Sumowicitro yang kembali berhasil menjadi juara 1 penyaji terbaik dalam Festival Reog Mini (FRM) ke XVIII perayaan Grebeg Suro tahun 2022.
Reog SMP Negeri yang dipimpin Drs. Indarto Bandono, M.Pd itu berhasil menjadi yang terbaik setelah bersaing dengan 31 peserta FRM baik dari sekolah maupun perwakilan kecamatan di Ponorogo.
Istimewanya, SMPN 2 Kauman mampu mencatatkan hattrick karena sudah tiga tahun berturut-turut meraih juara 1 di ajang yang prestisius tersebut.
Yakni sejak tahun 2018, 2019 dan 2022. Sebelumnya SMPN 2 Kauman juga juara 1 di tahun 2016.
Berkat capain gemilang tersebut, Singo Sumowicitro berhak membawa piala tetap Suremenggolo FRM Tahun 2022.
Tropi kebanggaan itu diserahkan langsung oleh Bupati Sugiri Sancoko kepada Indarto Bandono selaku kepala SMPN 2 Kauman pada malam perayaan grebeg suro, Jumat (29/7/2022) di Panggung Utama Alun-Alun Ponorogo.
Indarto Bandono mengaku sangat senang dengan torehan gemilang tersebut. Apalagi setelah menunggu selama 3 tahun yang sempat terhenti karena adanya pandemi.
“Seluruh warga sekolah dan juga seluruh orang tua/wali murid sudah menunggu even ini. Sudah tiga tahun lebih piala bergilir ada di SMPN 2 Kauman dan kita semua bertekat piala kita rebut kembali,” ungkapnya.
Pihaknya sudah dapat memprediksi dapat mempertahankan kembali piala tersebut. “Sebab, ini semua melalui proses yang sangat panjang. latihan dilaksanakan lebih dari 3 bulan,” sebutnya.
Menurutnya, prestasi ini menjadi bukti bahwa SMPN 2 Kauman tetap eksis dalam pembinaan bidang seni. “Meski suasana pandemi pembinaan tetap jalan terus,” sebutnya.
Indarto menegaskan, prestasi yang diraih anak didiknya tersebut sangat prestisius. Karena wilayah Kauman Somoroto merupakan gudangnya seniman reog.
“Sehingga seluruh warga sekolah, bahkan masyarakat sangat bangga dengan diraihnya juara1 ini,” tandasnya.
Buktinya saat penampilan dalam festival hari minggu lalu, seluruh kursi penonton dipenuhi oleh suporter Reog Singo Sumowicitro.
Setelah reog selesai tampil, ternyata penonton langsung pulang. Padahal malam itu masih ada dua penampilan reog yang lain. “Masyarakat memberikan dukungan yang luar biasa,” sebutnya.
Dalam ajang bergengsi itu, Singo Sumowicitro diperkuat 105 siswa baik penari maupun pengrawit.
Mereka intensif menjalani latihan di bawah binaan Ridzwan Miftahul Aji dan beberapa seniman reog dari Bantarangin.
Pihaknya pun tidak khawatir untuk regenerasi seniman muda berprestasi. Apalagi selain masuk ekstrakurikuler, SMPN 2 Kauman memiliki kelas seni.
“Setiap tahun jika ada yang lulus, adik kelas sudah siap menggantikan,” sebutnya.
Bahkan melengkapi prestasi reog ini, SMPN 2 Kauman juga meraih juara 1 Festival Kreatifitas Tari & Juara 1 Lomba Gitar Duet dalam ajang FLS2N.
Berkat prestasinya itu, maka berhak mewakili Ponorogo di tingkat provinsi Jatim. “Alhamdulillah, Dakapo Sekolahnya para Juara,” tandasnya.
Sementara itu, Ridzwan Miftahul Aji, S.Pd selaku pelatih mengaku bangga dengan torehan anak didiknya tersebut.
Seniman muda kelahiran Ponorogo 11 Agustus 1994 itu sudah berhasil mengantarkan empat kali Singo Sumowicitro menjuarai FRM.
Miftah sapaan akrabnya menyebutkan, memang memberikan suntikan dan motivasi yang luar biasa mendalam kepada siswanya.
“Tampilan terbaik adalah harga mati, dan semangat membela martabat tanah Bantarangin, cikal bakal lahirnya Reyog Ponorogo,” tegasnya.
Di samping itu, Miftah memberikan dorongan yang kuat dan selalu menjaga karakter latihan.
“Semangat powerfull, selalu disiplin waktu dan sikap religius dan sopan santun,” tegasnya.
Miftah yang dinobatkan sebagai penata tari terbaik FRM itu juga selalu rendah hati. “Alhamdulillah, tapi tujuan utamanya saya bukan persoalan pengakuan Koreografer Terbaik. Tapi lebih konsep garap, musik dan koreografi dapat dinikmati penonton,” ujarnya.
Miftah yang sudah sejak tahun 2013 melatih Singo Sumowicirto itu siap mempertahankan juara dengan terus melaksanakan rutinitas dan lebih rajin menjaga kualitas.
“Semoga prestasi ini memacu siswa lebih baik dalam prestasi, kualitas berpendidikan seni dan dapat merelasi menuju internasional,” pungkas jebolan Universitas Negeri Surabaya ini. (mas)