Home Birokrasi Bongkar Tabungan, Barno: Ide dan Gagasan Ayo Giat Menabung

Bongkar Tabungan, Barno: Ide dan Gagasan Ayo Giat Menabung

0

PONOROGO – Luar biasa, berawal dari pemikirannya agar kita menjalani hidup ini sederhana dan berhemat, menghasilkan gerakan ayo giat menabung.

Gagasan itu muncul tahun 2015, mengajak pemuda Karangtaruna Tunas Muda desa Bringinan agar anak-anak di desa Bringinan gemar menabung. Siapa lagi kalau bukan Kepala Desa Bringinan Barno.

Dihitung bersama, pemilik kotak tabungan bersama panitia.

“Waktu itu hanya dapat 35 anak saat dibuka total jumlah Rp. 16 juta, dan sekarang pada tahun 2020 jumlah uang mencapai hampir Rp. 400 juta,” kata Barno mengawali ceritanya.

Gagasan ayo giat menabung pada anak- anak itu sempat dicibir, tidak akan bertahan lama, hanya sesaat, buktinya sekarang berkembang di 7 Kecamatan di 19 Desa jumlah kotak tabungan mencapai 600 kotak.

“Malah sekarang ada 2 desa yang sudah bisa melakukan pembongkaran celengan sendiri. Mereka mengadopsi apa yang dilakukan oleh kawan-kawan pemuda Karangtaruna dan bagaimana caranya agar anak-anak mau gemar menabung,” terang kades milenial ini, julukan Barno karena banyaknya gagasan ditelurkan di Desa Bringinan.

Saya yakin, gemar menabung pada anak ini akan menjadi terkenal di Indonesia dan banyak desa yang akan mencontoh.

“Saya yakin apa yang kita lakukan ini yakni, mendidik anak usia dini belajar hidup hemat, rajin nabung, tidak boros akan berdampak pada semua orang tua di Indonesia,” ucapnya.

Pesan yang ingin kita sampaikan kata Barno, dengan rajin menabung maka anak-anak kita akan dididik belajar hidup irit, sederhana, berani menyisihkan sebagian uang saku yang diberikan dari orang tua.

“Jadi ayo menabung sejak dini adalah mendidik, bukan seberapa besar nilai jumlah tabungan yang didapat, namun kita sudah memberikan pelajaran pada anak bagaimana hidup sederhana, menyisihkan uang yang kita berikan,” ungkapnya.

Saya terinspirasi dari cerita Mbah Karidin pahlawan ekonomi di desa Bringinan, sosok yang patut diteladani, bagaimana seorang Mbah Karidin yang sudah tua, namun masih tetap sugih, sapi di mana mana, ayam, kambing masih menyebar di masyarakat.

“Sampai akhir hayatnya, Mbah Karidin masih memiliki sapi, kambing, ayam dimana mana, sampai keluarga tidak tahu. Karena dia rajin menabung, menyisihkan hartanya, kemudian dititipkan dibelikan hewan piaraan,” terangnya.

Berbekal cerita itu, Saya terus mempelajari dan ingin agar di Desa Bringinan ini nanti muncul sosok seperti Mbah Karidin – Mbah Karidin baru kedepannya.

“Dengan demikian Saya yakin ekonomi di Desa Bringinan akan naik, dan menjadi Desa Bringinan Mandiri, Desa yang Besar dan Desa yang Kuat,” tukasnya. (mny).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here