Home Headline Pascasarjana IAIN Ponorogo & Balitbang Pemprov Jatim, FGD Strategi Pengembangan Industri Kreatif...

Pascasarjana IAIN Ponorogo & Balitbang Pemprov Jatim, FGD Strategi Pengembangan Industri Kreatif Lintas Sektor

0

PONOROGO – Pascasarjana IAIN Ponorogo berkontribusi positif dalam membangkitkan kembali industri kreatif di Kota Reyog pasca pandemi.

Terbukti, Pascasarjana melakukan penelitian strategi pengembangan industri kreatif lintas sektoral. Utamanya mengangkat kembali kerajinan kulit yang saat ini keadaannya sedang mati suri.

Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama dengan Badan Peneliti dan Pengembangan (Balitbang) Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Sebagai tindak lanjut penelitian pengembangan tersebut, Pascasarjana menggelar Focus Group Discussion (FGD) Strategi Pengembangan Industri Kreatif Lintas Sektor Tahun 2021, Rabu (3/11/ 2021).

Istimewanya, FGD ini dihadiri langsung jajaran Balitbang Pemprov Jatim. Diantaranya Kepala Balitbang Anom Surahno SH M.Si, Sekretaris Balitbang Drs. Teguh Prayitno, MM dan Suwanto SH MH Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi Balitbang Pemprov Jatim.

Hadir pula Tim Pengendali Mutu Prof. Dr. Rudi V Handoko dan Prof. Dr. Teguh Soedarto, M.S.

Kegiatan dibuka Dr. Miftahul Huda, M.Ag Direktur Pascasarjana IAIN Ponorogo.

FGD seri kedua ini merupakan kelanjutan dari sesi pertama yang lebih fokus mengekspos hasil sementara riset yang telah dilakukan.

Adapun seminar hasil penelitian disampaikan oleh narasumber dari tim peneliti. Yakni Dr. Abid Rohmanu, M.H.I dan Wahid Hariyanto, M.Pd.I serta kawan-kawan.

Dr. Abid Rohamnu, M.H.I mengatakan Pascasarjana IAIN Ponorogo memang mempunyai kerjasama dengan Balitbang Pemprov Jatim. Apalagi di Pasca ada jurusan Ekonomi Syariah. “Kebetulan risetnya di Ponorogo dan mitranya adalah IAIN Ponorogo,” ungkapnya.

Menurutnya, dipilihnya tema industri kreatif kulit ini bukan tanpa alasan. Karena kondisi saat ini sedang mati suri.

“Sekarang sedang tidak berdaya, karena itu butuh riset pengembangan dengan melibatkan banyak stakeholders,” ujarnya.

Ia berharap, melalui penelitian ini ada kesadaran bersama meningkatkan dan mengembangkan kerajinan kulit di Ponorogo.

“Ini penting, agar Ponorogo memiliki keunggulan kompetitif di antara wilayah lain utamanya kerajinan kulit dan utamanya reyog,” ungkapnya.

Apalagi, didukung potensinya yang luar biasa karena sudah ada sentra-sentranya. Termasuk potensi seni reyog yang memiliki banyak aksesoris pendukung. “Dan itu sifatnya menasional bahkan internasional,” tandasnya.

Menurutnya, ada tiga poin penting hasil penelitian yang dilakukan timnya. Yakni mengidentifikasi nilai tambah (added value), pengembangan kemitraan, serta perumusan manual prosedur pengembangan industri kreatif kulit di Ponorogo dari hulu hingga hilir.

Untuk mengkaji hasil penelitian ini, Pascasarjana IAIN Ponorogo menghadirkan empat stakeholders terkait.

Mulai pengrajin atau komunitas pengrajin, unsur pemerintah daerah, unsur pendidikan/akademisi, serta lembaga pebisnis/permodalan.

“Kami berharap ekspos hasil penelitian ini mendapatkan respons sehingga ada penyempurnaan,” tandasnya.

FGD ini mendapat apresiasi Direktur Pascasarjana IAIN Ponorogo Dr. Miftahul Huda, M.Ag. Sebab, bisa menjadi konstribusi positif dalam pemulihan ekonomi kreatif pasca pandemi.

Direktur berharap ada semacam implikasi positif dari hasil penelitian tersebut.

“Semoga hasil penelitian ini memberikan manfaat baik secara keilmuan, akademik dan sosial pengabdian kepada masyatakat,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Balitbang Pemprov Jatim memaparkan pengembangan industri kreatif ini sesuai amanah UU 24 Tahun 2019 Tentang Industri Kreatif.

“Intinya menegaskan setiap daerah harus memiliki lokalisme industrism,” ujarnya.

Pihaknya mendukung riset yang dilakukan tim Pascasarjana IAIN Ponorogo. Apalagi Kota Reyog memiliki Bupati Sugiri Sancoko yang dinilainya sangat konsen terhadap seni budaya dan kreatifitas.

“Bupati Ponorogo care terhadap seni budaya dan rakyatnya, maka manfaatkan mumpung punya bupati seperti itu,” tandasnya.

Menurutnya, pengembangan industri kreatif itu nanti jadi kekuatan ekonomi pasca pandemi. Pun, keuntungannya langsung dirasakan masyarakat.

“Industri kreatif itu berhubungan dengan tingginya Indeks Daya Saing (IDS). Semakin tinggi IDS maka menjadi daya tarik investor untuk menginveskan dananya di wilayah tersebut,” pungkasnya. (agus rifai)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here