Home Headline Bupati Sugiri Launching Smaga Research School, Kado HUT Ke-32 SMAN 3 Ponorogo

Bupati Sugiri Launching Smaga Research School, Kado HUT Ke-32 SMAN 3 Ponorogo

0

PONOROGO – SMAN 3 Ponorogo terus melakukan terobosan yang luar biasa untuk memberikan layanan yang terbaik kepada peserta didik meski di tengah pandemi Covid-19.

Terbaru, SMA Negeri yang dipimpin Sasmito Pribadi, M.Pd ini melaunching program baru yang diberi nama Smaga Research School (SRS).

Istimewanya, launching SRS atau Smaga berbasis riset ini dilakukan langsung oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko didampingi Kacabdindik Wilayah Ponorogo Drs. H. Nurhadi Hanuri, MM, Jum’at (3/9/2021).

Secara simbolis, orang nomor satu di Kota Reyog itu menekan tombol di sebuah layar yang disajikan dengan kecanggihan tekhnologi.

Sasmito Pribadi, M.Pd Kepala SMAN 3 Ponorogo mengaku bangga peluncuran SRS ini ditandai langsung orang nomor satu di Kota Reyoy.

Lebih istimewa lagi, program ini dilaunching bertepatan dengan rangkaian peringatan HUT ke-32 SMAN 3 Ponorogo. Sekaligus bersamaan dengan proses vaksinasi dosis kedua bagi anak didiknya.

Sasmito Pribadi memaparkan, sekolah berbasis riset artinya sekolah yang mengajarkan dan menyiapkan siswa dalam memahami dan menerapkan riset berbasis keilmuan yang ilmiah serta dapat dimanfaatkan untuk banyak orang.

Dengan adanya riset, sekolah ini ingin menjadikan siswa bukan sekedar penikmat hasil ilmu pengetahuan.

Namun harus bisa menjadi penyedia hasil ilmu pengetahuan atau bahkan yang menemukan serta mengembangkan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Riset yang dimaksud ini adalah riset dasar dan sederhana namun dikemas menjadi suatu proses yang menarik dan inovatif.

Proses riset ini dilaksanakan dengan mengajarkan metodologi penelitian dasar serta nantinya setiap siswa akan didampingi oleh GPS (Guru Pendamping Siswa)

Menurut Sasmito, latar belakang diluncurkannya program SRS ini merupakan bagian dari renstra Kemendikbud. “Yakni kita harus meningkatkan rangking, salah satunya dengan melakukan penalaran tingkat tinggi di sekolah,” ungkapnya.

Sebagai wujudnya, lanjut Sasmito, SMAGA membidiknya dengan pengajaran dan budaya penelitian di berbagai bidang ilmu. Tidak hanya IPA, IPS tapi juga IMTAQ.

“Sehingga bisa mewujudkan generasi bangsa yang punya penalaran tinggi di tengah tantangan ke depan yang luar biasa,” tandasnya.

Para peserta didik yang masuk program ini bakal dididik oleh mentor dari bapak ibu guru dari berbagai bidang keilmuan.

Tujuannya, agar siswa ke depan bisa mencari solusi dengan analisis mendalam dan mengatasi hoax yang beredar luas.

Apalagi tantangan disrubsi tekhnologi yang luar biasa maka siswa bisa menganalisa dan berfikir mendalam. Kemudian melakukan penelitian dalam kehidupannya.

Oleh karenanya, SMAGA tergerak untuk mengenalkan dan menyatakan diri menjadi SMAGA Resarch School. “Sehingga nantinya anak-anak dalam menapaki jenjang lebih tinggi tidak lepas dari riset dan penelitian,” sebutnya.

Menurutnya, SMAN 3 Ponorogo selama ini sudah kerap kali melakukan sejumlah penelitian. Hebatnya, kegiatan itu membuahkan hasil yang luar biasa dengan meraih 3 kejuaraan di tingkat internasional.

Pertama, pada kawasan Asia Tenggara tepatnya di Thailand. Kemudian kawasan Eropa di Rumania dan di Jepang dengan mendapat emas. “Ini prestasi luar biasa yang perlu dikembangkan,” tandasnya.

H. Nurhadi Hanuri, MM Kacabdindik Wilayah Ponorogo mengapresiasi inovasi SMAN 3 Ponorogo pada peringatan HUT ke-32 melaunching SMAGA Research School.

Kacabdindik mengaku bangga, SMAGA terus memaksimalkan peningkatan layanan bagi peserta didik meski di tengah pandemi.

Buktinya, walau baru 6 bulan menjadi plt kepala sekolah Sasmito Pribadi ternyata membawa prestasi internasional yang ditunggu-tunggu masyarakat.

“Percepatan pendidikan SMAGA ini menjadi percontohan yang luar biasa. Dengan terobosan ini maka ke depan SMAGA menjadi sekolah unggulan yang mampu bersaing tidak hanya di kabupaten tapi nasional bahkan internasional,” tandasnya.

Acungan jempol juga disampaikan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko atas diluncurkannya inovasi SRS.

“SMAGA luar biasa. Meski di tengah pandemi dunia masih mampu bertahan, bangkit dan berinovasi serta berselancar di tengah gelombang. Bahkan bisa berfikir menyuguhkan inovasi untuk anak cucu dengan sebuah pendidikan yang lebih baik,” ungkapnya.

Kang Giri sapaan akrabnya mengaku bangga di usianya yang ke-32 SMAN 3 Ponorogo kini punya branding baru dengan smaga research school.

“Smaga sudah mampu melewati fase keempat dari siklus 8 tahunan. Nah hari ini melahirkan karya luar biasa menjadi pusat research anak-anak. Ini akan menuju penalaran akal sehat,” tandasnya.

Kang Giri mengaku langkah yang dilakukan Smaga sudah tepat. Karena dalam setiap melangkah harus berbasis riset.

“Bahkan profesor pun tidak lepas dari riset. Sehingga kita tahu di mana posisi nol, berdiri di mana, menuju ke mana, bahan bakunya apa akan jelas. Dari situ dimulai dari penalaran,” paparnya.

Ia berharap, di usinya yang ke 32 ini Smaga tetap semangat dalam memberikan inovasi dan pendidikan kepada anak didik.

“Semoga apa yang sudah dicontohkan Pak Sasmito ini meluber manfaatnya ke semua. Mudah-mudahan dari Smaga semakin banyak lahir generasi yang cerdas sebagai sumbangan yang baik dari Ponorogo untuk Indonesia ke depan,” pungkasnya. (mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here