PONOROGO – Karya tulis ilmiah siswa Smaga tidak hanya membuat takjub, namun dunia internasional memberikan apresiasi.
Betapa tidak, SMA yang dipimpin pelaksana tugas Sasmito Pribadi, S.Pd, M.Pd itu meraih dua medali perak tingkat internasional di Bangkok Thailand sekaligus.
Tentunya, prestasi ini menjadi catatan sejarah dan rekor baru SMAN 3 Ponorogo.
Hebatnya, prestasi tingkat dunia itu diraih oleh siswa SMAN 3 Ponorogo meskipun penuh keterbatasan di tengah pandemi Covid-19, Senin (3/5/2021).
Perak pertama, dipersembahkan Jananhti Cucu Jayadi dan Salamah Zukhrufa Jannah.
Kedua siswa kelas 12 MIPA ini berhasil menjadi juara 2 dalam ajang Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition IPITex 2021 National Research Council of Thailand.
Istimewanya, keduanya berhasil menggeser peserta dari dalam maupun luar negeri lewat ide kreatif yang memanfaatkan limbah berupa ampas ketela dan bonggol jagung.
Yakni mengusung sebuah karya tulis berjudul The Effectoveness Of Ecobi (Eco Friendy Biofoam) From Cassava (Manihot Utilisima) Dregs and Corncobs (Zea Mays) as a styrofoam substitution to overcome emvironmental problems.
Intinya, Salamah dan Jananthi berhasil melakukan penelitian dan menghasilkan temuan membuat pengganti stirofoam dari ampas ketela dan bonggol jagung.
Salamah menerangkan, inspirasi inovasinya ini dari banyaknya sampah di Ponorogo terutama ketela dan bonggol jagung.
Apalagi masa panen, bonggol jagung banyak sekali tapi pemanfaatannya belum maksimal. “Kami tergerak berinovasi memanfaatkannya menjadi produk yang lebih berguna,” ungkapnya.
Pandangan Salamah dkk pun tertuju pada stirofoam sebuah pengemas makanan yamg populer di masyarakat namun membahayakn bagi lingkungan dan manusia.
“Karena tidak bisa terdegradasi dan bahkan termasuk peringkat 5 sampah berbahaya di dunia,” sebutnya.
Akhirnya tergerak lah keduanya membuat penggati stirofoam itu dari dua limbah tanaman tersebut.
Meski limbah ketika disulap menjadi stirofoam ternyata memiliki keunggulan. Mulai ramah lingkungan, ekonomis dan aman.
“Alhamdulilah senang sekali kerja keras kami dan atas bimbingan pembina akhirnya meraih medali perak tingkat internasional,” ungkapnya.
Di ajang yang sama, Silver Medal kedua diraih oleh Novita Dwi Fitriani (XI MIPA 7) bersama Vina Afristalianti (XI MIPA 7).
Yakni lewat sebuah karya tulis ilmiah berjudul OPTIMIZATION OF EGGSHELL AND PEEL OF Hylocereus undatus TO BE CATEKUHY’S BIOFILM TO MAKE ENVIRONMENTAL LITERASI.
Intinya, duo siswi cantik ini membuat plastik ramah lingkungan biofilm yang terbuat dari cangkang telur dan kulit buah naga.
Novita menerangkan, di dalam cangkang telur ternyata mengandung citosan. Sedangkan kulit buah naga dapat dijadikan tepung pati. “Dua bahan ini jika dipadukan bisa menjadi biofilm atau plastik ramah lingkungan,” ungkapnya.
Novi menjelaskan, ia terinspirasi melihat banyaknya limbas plastik yang dapat mencemari lingkungan dan membahayakan manusia.
Oleh karenanya, terbesit untuk membuat biofilm ramah lingkungan tersebut yang bisa menjadi plastik pembungkus makanan.
“Keunggulan plastik ini ramah lingkungan, harga lebih ekonomis dan lebih cepat terdegradasi,” ungkapnya.
Prestasi luar biasa di tingkat internasional ini merupakan buah kerja keras siswa, fasilitasi sekolah serta bimbingan guru pembina KIR. Yakni Sri Hayati, S.Pd, serta pelatih Oki Trisnawati, S.Pd dan Siti Nurwaqidah, M.Pd.
Oki Trisnawati, S.Pd selaku pelatih mengaku bersyukur anak didiknya membawa pulang dua medali perak di kompetisi bertaraf internasional.
Prestasi ini terasa istimewa, karena meski di masa pandemi namun mampu menorehkan juara di tingkat internasional yang untuk kalinya.
“Ekstra KIR saat pandemi tidak berhenti. Kami tetap mengikuti lomba baik regional dan nasional. Kami mencoba internasional, alhamdulillah yang pertama internasional langsung mendapat silver medali,” ungkapnya.
Oki menyebut, meski pandemi sekolahya memang tetap memberikan bimbingan baik secara online maupun off line.
Disamping itu, anak didiknya juga aktif membaca referensi dan mencari ide. Bahkan, untuk kebutuhan lomba bukan hanya satu sosmed tapi juga kancah luar negeri. Sehingga banyak pengalaman lomba nasional dan internasional.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pendampingan baik kepada anak yang baru maupun yang sudah pengalaman.
“Bahkan juara internasional ini awalnya memulai dari nol. Karena anak memiliki niat dan tekad yang bagus serta rajin sehingga membuahkan hasil luar biasa,” sebutnya.
Oki menyebut, prestasi ini menjadi bukti bahwa anak itu sebenarnya memiliki potenai yang luar biasa bila dimotivasi dan didukung selain fasilitas.
“Alhamdulillah anaknya sudah pintar dan notabene anak SMAGA memang pintar,-pintar” sebutnya.
Ke depan, di bidang yang sama, SMAGA juga bakal mengikuti ajang kelas dunia di Eropa.
“Mohon doa restunya anak kami juga bakal mengikuti lomba internasional di Eropa tepatnya di Rumania. Semoga lebih dari silver untuk membawa nama baik Ponorogo dan Indonesia,” pungkasnya. (mas)