PONOROGO – Hasrat Sanggar Kartika Puri untuk melestarikan seni budaya kepada anak muda tak terbendung.
Begitu, pemerintah memperbolehkan kegiatan kesenian sanggar yang dipimpin Sudirman, M.Pd itu langsung mempersembahkan apresiasi seni budaya bertajug Jagong Budaya.
Kegiatan yang sempat vacum karena peningkatan Covid-19 itu digelar kembali namun tetap dengan protokoler kesehatan yang ketat.
Jagong Budaya dilaksanakan selama dua hari mulai Sabtu dan Minggu, (10-11/4/2021) di Joglo Paju.
Melalui wadah spesial itu ditampilkan adat seni budaya jawa yang memang perlu dimasyarakatkan dan dilestarikan.
Pada hari pertama, ditampilkan seni tari, sekar macapat dan langen tayub hingga teater.
“Mulai bocah SD, SMP sampai SMA kami ajarkan tembang mocopat agar kawula muda mencintainya,” ungkapnya.
Disamping itu, pihaknya juga mendorong pemuda yang punya bakat di bidang teater modern untuk terus berkembang.
“Karena teater perlu dihidupkan agar adik yang punya talenta tersalurkan,” sebutnya.
Pada puncaknya, ditampilkan pagelaran reyog yang menampilkan jathil laki-laki. “Sengaja kami tampilkan sebagai pembelajaran kepada masyarakat khususnya anak-anak bagaimana sejarah reyog,” ungkapnya.
Sudirman menjelaskan, Jagong Budaya ini adalah sebagai wahana bagi anak didiknya untuk menampilkan kebolehan setelah rutin latihan setiap malam Selasa dan Sabtu.
“Setelah sebulan baru lah digelarkan,” ungkapnya.
Guru SMPN 1 Jetis ini cara tersendiri agar kawula muda mencintai budayanya. Ia tak kenal lelah memberikan suntikan motivasi.
“Kita ini lahir di jawa dan yang peduli dan melestarikan seni budaya jawa itu semakin lama akan mengkilat atau banyak yang mencari,” ungkapnya.
Bahkan dengan menguasai seni budaya jawa bakal menjadi nilai plus tersendiri. “Bahkan ketika disandingkan maka bisa menyalip,” ujarnya.
Termasuk contohnya langen tayub semula generasi muda banyak yang emoh. Namun kini sudah mulai banyak yang suka karena mereka bisa menarikan.
“Emoh itu karena tidak bisa. Ini skill. Sekarang bisa dilakukan dengan tanpa hal-hal yang negatif,” sebutnya.
Sudirman berharap, selain melestarikan seni budaya jawa muncul karakter dalam diri siswa.
“Mereka lebih mencintai budaya dan punya kehalusan budi yang luar biasa,” pungkasnya. (agus rifai)