PONOROGO – Siswi MAN 2 Ponorogo punya kepekaan sosial yang tinggi terhadap persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.
Kepedulian itu memantik siswa madrasah yang dipimpin Nastain itu berupaya menggali lebih dalam melalui sebuah penelitian.
Hasilnya pun luar biasa, siswa Mandapo sebutan beken MAN 2 Ponorogo panen piala lewat karya tulis ilmiahnya.
Salah satunya ditunjukkan Fadila Intan Nur Asifa dan Shinta Erisma Afifatur Rohmah. Keduanya berhasil menjadi juara 1 bidang ekonomi dalam ajang Lomba Peneliti Belia Jawa Timur (LPB) Tahun 2020 yang diselenggarakan CYS.
Keduanya mengangkat proposal penelitian Tanggap Liswan Budoyo : studi kasus impresif pagelaran seni reog per tanggal 11 terhadap ekonomi masyarakat Ponorogo.
Fadila Intan kepada Media mengaku sempat tidak menyangka dirinya terpilih menjadi yang terbaik.
Pasalnya dia harus bersaing dengan setidaknya 800an peserta yang sama-sama mengirimkan proposal penelitian via online.
“Alhamdulillah, bersyukur bisa meraih juara 1. Awalnya tidak menyangka,” ungkapnya.
Saat itu, Fadila bersama timnya mengangkat tema dampak ekonomi dari pelaksanaan reog serentak per tanggal 11 tiap desa se Ponorogo.
Untuk mendukung usulan penelitiannya, siswi asal Desa Gelanglor ini melakukan wawancara kepada sejumlah tokoh reog di sejumlah desa di Kecamatan Sukorejo. Mulai seniman, perajin reog, pedagang sampai penonton.
“Saya mendatangi satu-persatu ke rumah untuk wawancara. Kadang bolak balik tidak ketemu,” sebutnya.
Pihaknya berharap, penelitiannya ini tidak hanya sekadar berprestasi di tingkat nasional. Namun, bisa bermanfaat bagi pemerintah karena dapat mengetahui pengaruh terhadap ekonomi. Apakah meningkat, menurun atau tidak berpengaruh.
“Tentunya ini akan menjadi acuan kebijakan selanjutnya,” sebutnya.
Amru Hidayah, S.Pd, M.Pd pembina KIR mengatakan, Fadila adalah salah muridnya yang berhasil memborong lima bidang dalam lomba berjenjang di tingkat provinsi tersebut.
Selain Fadila, MAN 2 Ponorogo juga juara 2 bidang sosiologi atas nama Firda Annisa Humaira dan Aninda Kusuma Aulia. Kelompok ini mengangkat pengaruh peer influencer terhadap prostitusi anak usia pelajar di Kabupaten Ponorogo.
Ketiga, Juara 3 bidang Ilmu Hayati yang diraih Rahmania Wulandari, dan Shelintya Nur Aulia Pertiwi.
Dua siswi ini mengajukan proposal pengaruh penggunaan pakan Fercolasta (Fermentasi Colocasiaesculenta) terhadap produksi susu sapi perah di kecamatan Pudak.
Keempat, juara 3 bidang sosiologi yang diraih Widya Ariana dan Ahmad Ainun Zachari yang mengangkat studi Kasus peran keluarga terhadap diskriminasi ODE di Kabupaten Ponorogo.
Kelima, juara harapan bidang psikologi oleh Yasmin Khoirunnisa dan Karina Khoirunnisa lewat penelitian menjadi pribadi lain : pengaruh role-playing di media sosial terhadap kehidupan penyintas mental illness.
“Para juara lomba diundang sebagai peserta lomba peneliti belia tingkat nasional. Pemenang nasional, bakal road to international competition 2021,” ungkapnya.
Menurutnya, prestasi ini tergolong istimewa. Sebab, meskipun di tengah pandemi korona namun anak didiknya tetap produktif dalam berkarya.
“Alhamdulillah di awal pembelajaran masa pandemi dan daring ini malah memborong prestasi. Ini luar biasa,” ungkapnya.
Prestasi ini pun mendapat apresiasi kepala MAN 2 Ponorogo Nastain, S.Pd. M.Pd.I.
“Kita sangat bersyukur anak dan guru pembimbing atas ikhtiarnya walau masa pandemi masih produktif. Selamat, tingkatkan terus kemampuan research karena negara bahkan dunia butuh peneliti ulung yang mampu menyelesaikan berbagai masalah,” ungkapnya.
Prestasi ini, kata Nastain salah satu bukti berjalannya program MAN 2 Ponorogo sebagai madrasah reseach nasional.
“Memang kami menggagas menjadi madrasah research nasional. Madrasah yang memang sebagian programnya mengedepankan research,” tegasnya.
Pihaknya berharap, madrasahnya bisa mengisi ruang kosong peneliti yang masih minim di Indonesia di banding negara tetangga.
“Ini menjadi interest kami karena membaca data LIPI bahwa Indonesia masih jauh penelitinya di banding negara lain. Sehingga kejuaraan ini bagian dari upaya kami untuk melatih dan mengasah jiwa research bagi anak kami,” pungkasnya. (as)