PONOROGO – Bertepatan bulan Muharram menjadi momentum emas bagi umat Islam dalam meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, salah satunya menyantuni anak yatim.
Pun, kesempatan emas ini dimanfaatkan pula oleh Kemenag Kabupaten Ponorogo untuk menggelar santunan anak yatim.
Terbukti, Kemenag Ponorogo yang dinahkodai Syaikhul Hadi, S.Ag, M.Fil.I itu memberikan santunan kepada 75 anak yatim di Masjid Baitul Muttaqin Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Senin (7/9/2020).
Puluhan anak yatim yang berasal dari Desa Ngadirojo, Klepu, Suru, Bedoho, Jurug dan Sooko itu mendapat uang dan bingkisan.
Meky Hasan Tachtarudin dalam sambutannya sebagai Kepala KUA Kecamatan Sooko mengatakan santunan ini hasil kerjasama Kemenag, KUA Sooko, Pokjaluh Kabupaten Ponorogo, dan Takmir Masjid Baitul Muttaqin Sooko.
Menurutnya, kegiatan ini dilaksanakan secara terbatas dan sederhana karena situasi pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah Kementerian Agama tetap bisa melaksanakan kegiatan dengan menerapkan protokol kesehatan, terutama memakai masker,” ujar Meky.
Meky menambahkan, sebelum acara dilaksanakan peserta wajib mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta diperiksa suhu tubuhnya terlebih dahulu.
Syaikhul Hadi, S.Ag, M.Fil.I Kepala Kantor Kementerian Agama dalam tausiyahnya menyampaikan agar anak-anak yatim di desanya dapat lebih bersemangat untuk melaksanakan ibadah dan belajar.
“Setelah menerima santunan, anak-anak harus lebih sering giat belajar dan rajin beribadah,” ujarnya.
Ia juga menuturkan bahwa ada beberapa amalan yang pahalanya akan terus mengalir walaupun orang yang melakukan amalan tersebut telah meninggal.
Pertama, menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, seperti diskusi, ceramah, dakwah, dan sebagainya.
Kedua, mendidik anak menjadi anak yang saleh. Anak yang saleh akan selalu berbuat kebaikan di dunia.
Menurut keterangan hadis ini, kebaikan yang diperbuat oleh anak saleh pahalanya sampai kepada orang tua yang mendidiknya yang telah wafat tanpa mengurangi nilai atau pahala yang diterima oleh anak tadi.
Ketiga, mewariskan mushaf (buku agama) kepada orang-orang yang dapat memanfaatkannya untuk kebaikan diri dan masyarakatnya.
Keempat, membangun rumah atau pondokan bagi orang-orang yang bepergian untuk kebaikan.
Setiap orang yang memanfaatkannya, baik untuk istirahat sebentar maupun untuk bermalam dan kegunaan lain yang bukan untuk maksiat, akan mengalirkan pahala kepada orang yang membangunnya.
Kelima, mengalirkan air secara baik dan bersih ke tampat-tempat orang yang membutuhkannya.
Atau menggali sumur di tempat yang sering dilalui atau didiami orang banyak.
Setelah orang yang mengalirkan air itu wafat dan air itu tetap mengalir serta terpelihara dari kecemaran dan dimanfaatkan orang yang hidup maka ia mendapat pahala yang terus mengalir.
Keenam, menyedekahkan sebagian harta. Sedekah yang diberikan secara ikhlas akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda. (as)