BEIRUT – Pasca ledakan di Beirut, Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor cabang Lebanon mengonfirmasi bahwa keadaan mereka dan mahasiswa Indonesia di Beirut dalam keadaan aman.
Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengonfirmasi 1 orang luka-luka akibat ledakan di sebuah gudang di tepi Pelabuhan Beirut.
“Kabar resmi dari pemerintah bahwa ledakan tersebut terjadi di sebuah gudang kimia,” ungkap Alumnus Gontor di Lebanon, Abdul Fathir Kautsar sebagaimana dilansir gontor news.
“Alhamdulillah, kondisi saya dan teman-teman mahasiswa di Lebanon aman dan baik-baik saja. Mohon doa dari semuanya,” tambah Fathir.
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut memastikan satu WNI yang terluka akibat ledakan tersebut. KBRI Beirut melaporkan bahwa kondisi WNI terluka akibat ledakan tersebut berada dalam kondisi stabil dan dapat berkomunikasi dengan baik.
“KBRI akan terus melakukan pendampingan kepada yang bersangkutan hingga pulih,” ungkap pernyataan resmi KBRI Beirut yang dilansir laman Kemlu.go.id.
“KBRI juga melakukan koordinasi dengan otoritas setempat dan melakukan pengecekan kepada WNI lainnya yang berada di Beirut,” tambah pernyataan KBRI Beirut.
Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI di Lebanon. 1.234 diantaranya merupakan kontingen garuda dan 213 orang adalah WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.
Sementara itu, Presiden Lebanon, Michel Aoun, mengatakan bahwa gedung yang meledak berisi 2.750 Ton Amonium Nitrat yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pupuk dan bom. Selama bertahun-tahun, gudang tersebut tidak memiliki pengamanan yang layak.
Senada dengan Presiden Aoun, Perdana Menteri Hassan Diab berjanji untuk mengusut kasus ini dan memastikan semua pihak terkait bertanggungjawab atas insiden mematikan tersebut. (gnews/ist)