Home Birokrasi Munggah Molo Pasar Legi, Bupati Ipong Akan Pasang Paku Emas 20 gram

Munggah Molo Pasar Legi, Bupati Ipong Akan Pasang Paku Emas 20 gram

0

PONOROGO – Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni bakal memasang paku emas di bagian molo atau atap pasar legi yang kini pembangunanya tengah mencapai 50 persen lebih.

Yang menarik, molo pasar legi itu nanti bakal dipasang paku emas yang beratnya 20 gram.

“Iya dipasangi paku emas, beratnya 20 gram, bentuknya bagus sekali,” ungkap Bupati Ipong MS kepada Media, Rabu (29/7/2020).

Untuk pemasangan paku emas itu dilakukan langsung oleh Bupati Ipong. “Saya sendiri nanti yang pasang,” sebutnya.

Kalau tidak ada perubahan, pemasangan molo itu akan dilakukan tanggal 5 Agustus 2020.

Kegiatan pemasangan itu menggunakan budaya kearifan lokal yang bernama munggah molo.

Addin Andana Warih, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Perdagkum) Ponorogo menyebut, pihak APG (Adhi Persada Gedung), BUMN pelaksana pembangunan Pasar Legi sudah menyetujui rencana adat munggah molo ini.

Termasuk nantinya akan mengundang para pedagang untuk ikut hadir dalam kegiatan selamatan tersebut.

“Munggah molo tanggal 5 Agustus pukul 09.00 WIB,” sebutnya.

Sama seperti saat pemancangan tiang pancang, munggah molo dilakukan dengan keterlibatan ulama.

“Semua hari sebenarnya baik. Tapi juga ga apa-apa, kan ini juga masukannya para alim ulama. Apalagi sebagai orang Jawa kan memang harus begitu, menjunjung adat dan budaya yang ada,” imbuhnya.

Sesuai jadwal, pada akhir Desember mendatang, pembangunan akan selesai. Kendati ada permintaan pengunduran jadwal dari jadwal semula.

Hal ini akibat adanya pandemi covid-19 yang ternyata sempat membuat beberapa pekerjaan terhambat.

“Memang ada permintaan mundur dua pekan. Dan kalau kami yang di sini bisa memaklumi dan memberi toleransi. Karena memang ada Covid-19 ini ya. Mungkin ada pasokan material yang tersendat, ada transportasi yang kemarin-kemarin nggak bisa jalan. Jadi ya menurut kami masih wajar permintaan itu,” papar Addin.

Pasar Legi sendiri dibangun menggunakan biaya APBN dengan empat lantai, dan bisa menampung sekitar 4 ribu pedagang.

Para pedagang ini berasal dari tiga titik yaitu pedagang Pasar Legi yang saat ini di lokasi sementara atau Pasar Relokasi, pedagang Pasar Lanang (Pasar Legi selatan) dan pedagang Pasar Stasiun yang sudah bersedia diajak pindah ke Pasar Relokasi.

Untuk pengerjaan proyek ini berjalan hampir 24 jam sehari. Para pekerja silih berganti melakukan pekerjaannya, tanpa mengenal waktu siang dan malam. (ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here