NGRAYUN – Kesadaran warga yang mudik dari luar Ponorogo disaat pandemi covid-19 nampaknya masih saja ada yang membandel.
Himbauan lewat medsos, desa, dan lainnya, tunda mudik, yen terpaksa mudik wajib isolasi selama 14 hari, pada situasi pandemi Virus Covid19, masih saja adanya masyarakat yang melanggar aturan dari pemerintah.
Pemerintah sudah gembar gemborkan untuk selalu tertib dalam cegah penyebaran Virus Covid19, dengan rajin cuci tangan menggunakan sabun, memakai masker, physical distancing, dan berada dirumah, namun masih banyak masyarakat yang melanggarnya.
Seperti yang di alami oleh warga sebut saja namanya RHM dan RG” pemudik asal Desa Binade, Kecamatan Ngrayun yang bekerja di Rungkut, Surabaya ini.
Pemudik dalam situasi pandemi Virus Covid19 ini, nekat pulang kampung dan di lingkungannya masih mondar-mandir, dan tidak mengikuti anjuran pemerintah untuk isolasi mandiri.
Kapolsek Ngrayun AKP. Suroso, SH, mendapat laporan dari masyarakat setempat, Tiga pilar desa plus Dinas kesehatan langsung turun ke desa Rabo (27/5/2020).
“Tiga pilar desa, dinas kesehatan dan siaga Covid19 ttingkat desa, mendatangi rumahnya, pemeriksaan kesehatan dan memberikan himbaun untuk bersedia menjalankan isolasi mandiri di rumahnya,” kata Kapolsek Ngrayun AKP. Suroso.
Pada kesempatan tersebut turut hadir Kepala desa Binade, Sunarwicahyo beserta team siaga Covid19 tingkat desa, Bbktm Aipda Edy Subroto, Babinsa Serda Trimulyono, Wakapolsek Ngrayun, Kasi humas, Kanit sabhara, Ibu Rina dan Ibu Suminarsih (Bidan desa Binade)
“Alhamdulillah berkat kehadiran dari tiga pilar desa, team siaga covid desa dan dinas kesehatan warga kami sadar untuk menjalani Isolasi madiri selama 14 hari dirumahnya, namun tetap dalam pengawasan team siaga tingkat desa,” tutur kepala desa Binade Sunarwicahyo. (mny).