PONOROGO – M. Maksum Kepala SMPN 1 Badegan selain ahli dalam manajemen sekolah ternyata punya keistimewaan di bidang qiraah.
Pria kelahiran 4 Januari 1967 itu dianugerahi oleh Allah SWT suara yang bagus dan tinggi.
Kepada Media, warga Desa Carat Kecamatan Kauman menceritakan, sejak kecil memang suka mendengarkan qiraah.
“Ketika SD saya sering mendengar suara qira di masjid yang memutar ngajinya ustadz Muhammadong. Saat itu yang terkenal bacaan Sabbihisma. Saya suka menirukan saja,” ungkapnya.
Maksum kecil rajin berlatih tarik suara kepada ustadz Asifudin Ngunut. Karena cintanya dengan qira, Maksum telaten bajar mandiri.
Ketika masa kuliah di IKIP Negeri Surabaya, mahasiswa jurusan psikologi pedidikan dan bimbingan ini sempat berguru kepada ustadz kelas provinsi. Bahkan ia sempat menjadi juara dalam lomba qira tingkat mahasiswa.
Selepas kuliah ia bergabung ke Jamiyatul Qurra’ Wal Huffadz Ponorogo. Kemampuannya makin terasah karena juga sering mengikuti pembinaan qari tingkat provinsi.

Maksum mengaku tidak punya darah qori dari keturunan keluarga Haji Umar. “Kalau dengar lagu qiro itu memang bisa membius saya. Jadi selalu ingin mendengarkan. Ketika sholat dan terdengar qiro, saya tidak bisa konsentrasi,” ungkapnya.
Maksum mempunyai ciri suara yang tinggi. Selain anugerah, suaranya itu hasil dari latihan.
“Saya ratin latihan, ukurannya sampai gobyos,” tandas Kasek yang menyelesaikan S2 di UMY tahun 2013 silam ini.
Berkat ketekunannya itu, Maksum pun kerap meraih kejuaraan dari tingkat kabupaten sampai provinsi. “Saya pernah juara 3 tingkat provinsi di Surabaya,” sebutnya.
Menurutnya, untuk bisa qira bakat tidak menjadi faktor utama. Karena kalau tidak latihan juga tidak bisa.
Ia menyebut, meski tidak punya bakat namun mau latihan keras untuk melatih rongga otot ia yakin bisa terbentuk.
“Kalau punya bakat memang bisa cepat. Kalau tidak bakat tetap bisa, tapi memang terbatas,”sebutnya.
Meskipun menjadi kepala sekolah namun M. Maksum masih tekun belajar dan mengajarkan ilmu qori’-nya kepada pelajar maupun masyarakat umum.
Disamping itu, ia juga mencoba mencari reverensi di youtube untuk memperkaya variasi.
M.Maksum kerap mendapat undangan untuk membacakan alquran di berbagai kegiatan. Mulai ijab, resepsi pernikahan, pengajian dan kegiatan lain.
M. Maksum bahkan sudah tiga tahun berturut-turut mengaji di kegiatan Bumi Reyog Berdzikir (BRB) yang digelar PSHT Cabang Ponorogo.
Kini bakatnya di bidang qira juga diteruskan generasinya. Putrinya juga ahli qira bahkan saat masih kelas 5 SD sempat menjuarai qira tingkat Kabupaten dalam rangkaian Grebeg Suro.
“Pelajaran yang saya dapat, saya tidak pernah membayangkan ilmu qira ini bermanfaat sampai tua. Selain cinta alquran dengan qira bisa menjaga kesehatan. Karena untuk menjaga pernafasan, makan harus dikendalikan dan diupayakan tidak merokok agar suara dan kesehatan terjaga,” pungkasnya. (as)