PONOROGO – Pelantikan Pengurus Cabang Fatayat NU Ponorogo masa bhakti 2019-2024 berlangsung hikmat dan sakral, Minggu (17/11/2019) di Graha Nirwana.
Kehadiran Pengurus Fatayat di bawah komando Nuurun Nahdliyah Karunia Yuliastin, M.Pd.I ini diiringi sholawat nariyah di bawah panji-panji bendera merah putih yang dikibarkan pasukan Banser Putri.
Fatayat yang merupakan perempuan muda millenial NU Ponorogo itu selanjutkan dilantik oleh Nihayatus Shalikhah, S.Pd.I selaku PW Fatayat NU Jawa Timur.
Nuurun Nahdliyyah Karunia Yuliastin, M.Pd.I Ketua Fatayat NU Ponorogo dalam sambutan perdananya menegaskan, Fatayat Ponorogo sebagai banom NU berkomitmen mewujudkan islam rahmatan lil alamin yang berperan aktif dalam tataran kehidupan, setara, adil di tengah masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurutnya, Fatayat Ponorogo bakal bergandengan tangan dengan semua pihak untuk mengatasi persoalan bangsa di era global.
Di tataran lokal Ponorogo, Nuurun menyoroti tingginya angka perceraian, BMI eksesnya terhadap pendidikan anak, demoralisasi, potensi dana desa yang belum mendukung hak perempuan dan lingkungan hidup yang memburuk.
Sedangkan di konteks nasional, Nuurun menyebut bonus demografi usia produktif seyogjanya menjadi potensi bangsa.
“Usia produktif yang di dalamnya ada Fatayat termasuk GP Ansor, IPPNU IPNU dan PMII penting menjaga soliditas melihat persoalan,” tegasnya.
Dia tidak ingin, usia produktif itu malah tidak produktif karena terjebak radikalisme. “Jika terpapar radikalisme situasi menjadi siaga satu,” wanti-wantinya.
Pun, ini juga tidak ingin generasi muda terjebak hedonisme sebagai penyakit perempuan muda.
Ia berharap, bonus demografi bukan malah menjadi ancaman dan beban baru. Apalagi dalam era revoluai 4.0 paling mutakhir yang bisa mengoneksikan jaringan manusia tanpa batas.
“Maka Aswaja adalah solusinya karena di sana mengedepankan tawassuth, tasamuh, tawazun dan amar makruf nahi mungkar. Kita sambut penuh optimisme gerakan perempuan tampil menjadi salah satu garda depan menjunjung nilai tradisi Aswaja,” tandasnya.
KH. Fatchul Aziz, MA Ketua Tanfidziyah NU Ponorogo mengapresiasi pengurus Fatayat yang baru dilantik. Karena mempunyai komitmen kuat dalam menyentuh persoalan bangsa.
Aziz, menegaskan, Fatayat punya peran penting dalam kemajuan NU dan Indonesia. Sebab, jika fatayat baik maka NU dan Indonesia juga baik.
“Selamat berkhidmah. Semoga menjadi perempuan berbudi luhur, teladan serta berperan baik kepada NU, bangsa dan negara,” ujarnya.
Sementara itu, Wiwik Endahwati PW Fatayat NU Jawa Timur memberikan resep kepada pengurus baru fatayat. Yakni militansi, cerdas, kreatif, istiqomah dan amanah.
“Kalau Fatayat mampu mengimplementasikannya layak diapresiasi dan menjadi mutiara NU,” tegasnya.
Sedangkan Bupati Ponorogo yang diwakili Kabag Kesra Fadhlal Kiram optimis Fatayat bakal maju di bawah ketua yang baru. “Beliau sudah tidak diragukan lagi pengalamannya. Kami berharap Fatayat bisa bersinergi dengan PKK dalam menyelesaikan persoalan bersama,” ujarnya.
Usai pelantikan, berlangsung pula penandatangan MoU, penyerahan fatayat award (pemenang film dokumenter terbaik stop trafficking dan perempuan inspiratif).
Puncaknya dialog kebangsaan Dr. Mustaghfiroh Rahayu MA Dosen Peneliti UGM (Aktivis Fatayat NU Yogjakarta) bertema revitalisasi gerakan perempuan dan diseminasi Islam nusantara dalam menghadapi tantangan era disrupsi. (as)