Home Headline Gerakan Radikal Menguat, Pascasarjana IAIN Ponorogo Dorong Perempuan Kontra Radikalisme

Gerakan Radikal Menguat, Pascasarjana IAIN Ponorogo Dorong Perempuan Kontra Radikalisme

0

PONOROGO – Pascasarjana IAIN Ponorogo punya kepedulian tinggi terhadap persoalan bangsa. Salah satunya adanya fenomena menguatnya trend radikalisme di Indonesia khususnya perempuan.

Sebagai buktinya, Pascasarjana IAIN menyelenggarakan Kuliah Umum dengan mengusung topik “Perempuan dan Radikalisme di Era Revolusi Industri 4.0”.

Seminar menghadirkan narasumber tunggal Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, Dosen sekaligus Direktur Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim.

“Kuliah umum ini sebagai penanda dimulainya Semester Gasal Tahun Akademik 2019-2020,” ungkap Dr. Abid Rohmanu, Dosen sekaligus Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Ponorogo.

Menurutnya, tema perempuan dan radikalisme ini dipilih karena adanya polarisasi paham keagamaan. “Utamanya menguatnya paham dan gerakan radikal,” tegasnya.

Ratusan mahasiswa baru dan sebagian dosen Pascasarjana dan Fakultas tampak semangat mengikuti kuliah umum di Aula Lantai 3 Pascasarjana IAIN Ponorogo.

Dengan mengangkat tema radikalisme ini, kampus berharap mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pergeseran perempuan dalan radikalisme keagamaan. “Lebih lanjut bagaimana perempuan bisa melakukan kontra radikalisme,” ujarnya.

Dalam paparannya, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah mengatakan, perempuan Indonesia rentan terpapar radikalisme dan direkrut oleh kelompok-kelompok radikal.

Menurutnya, ada beberapa alasan yang membuat perempuan Indonesia rentan terpapar paham radikal.

Antara lain kondisi ekonomi yang miskin, tidak terdidik atau tidak berpendidikan & terpinggirkan secara sosial.

Perempuan juga rentan radikal karena mengalami keluhan politik & ketidakadilan, menginduksi ekstremisme melalui tekanan agama serta hubungan dekat dengan laki-laki yang teradikalisasi. Juga alasan karena menderita kehilangan keluarga dekat

Sumbulah menegaskan perempuan punya potensi dan peran besar dalam mencegah radikalisme di era revolusi industri 4.0.

Diantaranya dengan melibatkan perempuan mencegah radikalisme, pemberdayaan & mewadahi mereka yang teralienasi dari pergaulan sosial mainstream, serta pemerataan pertumbuhan ekonomi & kesejahteraan.

Selain itu, juga pemberdayaan melalui deradikalisasi, kontra-radikalisme & advokasi (sosial, budaya, politik & agama).

Termasuk pula, Sumbulah mengatakan perlu penguatan ekonomi & advokasi hukum, peningkatan kemampuan literasi perempuan (ibu-penggerak komunitas) serta membuat konten website & portal tentang pemahaman agama yang ramah, menghargai keragaman & kesetaraan. (as)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here