Home Headline Tari Kolosal Reyog Tempoe Doeloe Hingga Jaman Now, Nuansa Baru Opening Grebeg...

Tari Kolosal Reyog Tempoe Doeloe Hingga Jaman Now, Nuansa Baru Opening Grebeg Suro 2019

0

PONOROGO – Pembukaan perayaan Grebeg Suro dan Festival Budaya Bumi Reyog Platform Indonesiana Kabupaten Ponorogo Tahun 2019, Rabu (21/8/2019) terasa istimewa.

Hal ini karena dalam agenda tahunan yang berlangsung di Panggung Utama Alon-Alon Ponorogo itu disuguhkan pentas tari reyog kolosal jaman doeloe hingga era zaman now.

“Tahun ini nuansanya lain. Pyur cerita reyog Ponorogo dan perkembangannya. Dari obyok hingga model festival,” ungkap Bupati Ponorogo Drs. H. Ipong Muchlissoni.

Lewat tampilan ini, Bupati Ponorogo dan jajaran pejabat serta masyarakat yang menyaksikan pembukaan grebeg suro seakan diajak mengingat kembali sejarah reyog jaman dulu kala.

Seniman yang dipercaya menampilkannya salah satunya yaitu Sudirman guru SMPN 1 Jetis.

Dalam kesempatan itu, Sudirman bersama seniman lainnya menarikan jathil reyog tempoe doeloe yang punya ciri khas yakni para jathilnya laki-laki atau jaranan lanang.

Penari lengkap menggunakan pakaian era mataraman kuluk wayang, kuda kepang, barongan asli macan tutul dan dadak yang tidak sampai dua meter.

Tampilan tari tempoe doeloe inipun mendapat apresiasi pejabat dan penonton yang menyaksikan. Semuanya memberikan applaush dari suguhan yang ditampilkan dengan penuh atraktif dan spektakuler.

Sudirman M.Pd menyebut, tampilnya reyog tempoe doeloe ini berdasarkan permintaan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud.

“Dirjen Kebudayaan minta opening grebeg suro menampilkan sejarah bagaimana reyog dulu ada dan perkembangan saat ini,” sebutnya.

Sudirman dalam kesempatan itu juga diperkuat jathil lanang dari generasi umur yang berbeda. Dari yang tua bahkan sampai anak muda.

Menurutnya ini penting dilakukan agar generasi muda tahu sejarah perjalan reyog Ponorogo. “Semua kepingin mengcover jathil tempoe doeloe agar tidak hilang dari sejarah,” tegasnya.

Oleh karena itu, Sudirman yang juga pembina Sanggar Kartika Puri ini berharap pemerintah daerah untuk memikirkan adanya museum reyog.

“Perlu dipikirkan museum artefak dan dokumentasi bagi anak cucu kita nantinya. Jangan sampai tidak tahu dan tidak ada dokumentasinya,” pungkasnya. (as)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here