PONOROGO – Dalam rangka melestarikan dan mengembangkan bakat dan minat terhadap wayang kulit, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dan Pepadi menggelar Parade Dalang Bocah Tingkat Jatim 2019.
Parade Dalang Bocah ini digelar selama 3 hari mulai tanggal 6 sampai 8 Juli bertempat di Gedung Kesenian Kabupaten Ponorogo.
Sinarto, S.Ker, MM Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim mengatakan, parade dalang bocah ini diikuti 21 peserta yang berasal dari perwakilan Kabupaten/Kota Se Jatim.
Sinarto menjelaskan alasan dipilihnya Kota Reyog sebagai tuan rumah. “Karena selama ini Pepadi Ponorogo terbukti berprestasi baik provinsi sampai nasional,” ungkapnya seraya mengapresiasi milenial Ponorogo penyuka wayang.
Menurutnya, Gubernur Jatim sangat merespon baik gelaran parade dalang bocah yang sudah berjalan 20 tahun.
“Festival dalang bocah ini menjadi penting karena dalam pedalangan terdapat multifungsi nilai. Selain tontonan juga tuntunan serta apresiasi kehidupan berbudaya,” ungkapnya.
Oleh karenanya Pemprov Jatim getol melestarikan wayang agar masyarakat mencintai budayanya. “Karena mencintai budaya itu cikal bakal tumbuhnya nasionalisme,” sebutnya.
Pewayangan lanjutnya merupakan sebuah ekspresi nilai, transformasi pikiran, kekuatan budaya dan agama. “Semoga kedepan muncul generasi milineal dalang yang mengangkat nilai bangsa,” harapnya.
Bupati Ponorogo Drs. H. Ipong Muchlissoni mengapresiasi digelarnya parade dalang bocah. “Terutama 21 dalang cilik. Luar biasa hebat,” ungkapnya.
Seni pewayangan, menurut Bupati memang harus dilestarikan. Karena wayang adalah seni luhur budaya bangsa. “Dalam wayang memuat cerita lengkap baik ilmu, nasehat, hiburan sampai media silaturahmi,” sebutnya.
Oleh karenanya, Ipong menyampaikan Kabupaten Ponorogo sudah hampir 10 tahun menggelar wayang setiap bulan di paseban yang diikuti dalang lokal bergantian. Bahkan, setiap tahun dalam hitungannya ada 500 pertunjukan.
“Kami merasa bahwa Ponorogo adalah kota budaya gudangnya seniman yang menguri uri budaya luhur bangsa,” pungkasnya. (ist)