Home Headline Kepala SMPN 5 Langganan Jadi Petugas Upacara Kabupaten, Ruskamto : Pentingnya Upacara...

Kepala SMPN 5 Langganan Jadi Petugas Upacara Kabupaten, Ruskamto : Pentingnya Upacara & Makna Besar Pembukaan UUD ’45

0

PONOROGO – Menyebut nama Ruskamto M.Pd bagi kalangan dunia pendidikan di Kota Reyog tidak begitu asing lagi. Termasuk di kalangan persatuan guru republik indonesia (PGRI) Ponorogo.

Karena selain sebagai kepala SMPN 5 Ponorogo, pria berkumis tebal ini dikenal sebagai master of ceremony yang kerap menghandel berbagai kegiatan.

Pria kelahiran Ponorogo 15 Februari 1968 ini juga kerap mendapat kepercayaan dari PGRI maupun Pemkab Ponorogo sebagai komandan upacara maupun petugas pembaca UUD 1945 dalam peringatan hari nasional di tingkat kabupaten.

Terbaru, suami dari Papiek Hidayatiningsih, M.Pd (pengawas sekolah) diberi amanat oleh dinas pendidikan menjadi petugas upacara peringatan hari pendidikan nasional 2 Mei 2019 di halaman Pendopo Kabupaten Ponorogo.

“Tentu saya bangga diusia yang tidak lagi muda ini masih dipercaya. Dengan kepercayaan dan pengakuan ini saya laksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab,” ungkapnya.

Ruskamto memang dikaruniai oleh Allah berupa suara yang besar. Sehingga ketika menjalankan tugas bisa mengucapkan berbagai perintah dan bacaan dengan lantang, keras dan jelas.

“Suara ini anugerah dari Allah,” sebut Rusksmto yang pernah menjadi juara 1 lomba MC tingkat kabupaten antar OKP tahun 2008 ini.

Meski dianugerahi suara yang bagus, namun Ruskamto tetap berlatih agar bisa tampil maksimal. Bahkan ia sempat berguru ke TNI/Polri terkait peraturan baris berbaris yang benar.

Sisi teknis terkecil pun Ruskamto lakoni agar tidak mengganggu tugas. Seperti mengolesi sepatu dengan minyak tanah.

“Ini sepele tapi penting agar semut tidak naik dan masuk ke kaki. Kalau kaki digigit semut kan bisa membuat konsentrasi pecah. Upacara tidak hikmat,” ungkapnya.

Ruskamto menilai upacara adalah pendidikan karakter yang utama dalam membentuk ketertiban siswa.

“Upacara yang tertib saja belum tentu yang lain tertib apalagi tidak upacara jangan harap yang lain tertib. Itu kunci,” tegasnya.

Oleh karena itu, Ruskamto menerapkan tata upacara militer dalam pelaksanaan tata upacara sekolah. “Upacara itu penting tidak main- main. Bahkan bernafas pun harus ditata,” ujarnya.

Termasuk dalam pengucapan, Ruskamto sangat tegas. Untuk pengucapan nama Indonesia misalnya dia juga belajar ke guru bahasa indonesia. “Yang benar itu Indonesia bukan indonesa,” sebutnya.

Pun Ruskamto menegaskan, pembacaan UUD 1945 itu bukan ceremonial belaka namun jika diperhatikan terkandung makna yang besar.

“Jadi tidak sekadar membaca tapi di pembukaan UUD 1945 itu ada makna dan tujuan besar negara,”tegasnya.

Oleh karenanya, kata Ruskanto meski sudah diamandemen beberapa kali namun tidak menyentuh pembukaan. “Jadi yang disentuh cuma pasal-pasalnya bukan pembukaan,”sebutnya.

Dia menilai jika semua memahi makna pembukaan tidak akan ada lagi hoax dan fitnah di negeri ini. “Jika memahami makna pembukaan UUD 1945 tidak akan ramai dunia perpolitikan dengan isu-isu yang memecah belah seperti sekarang ini,” sebutnya.

Dengan disiplin dan memahami undang-undang ini lah Ruskamto terus berupaya dilakukan oleh anak didiknya. Termasuk ditanamkan dalam keluarga kecilnya.

Hasilnya pun luar biasa. Dengan bekal disiplin, kedua putra Ruskamto kini sudah bekerja menempati posisi penting. Yakni Riza Adya MT sudah bekerja di PT Semen Indonesia dan Bima sudah bekerja di Kanwil Beacukai Pontianak. (ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here