Home Headline Siswa SMA Muhipo Sulap Daun Beringin Jadi Obat Nyamuk

Siswa SMA Muhipo Sulap Daun Beringin Jadi Obat Nyamuk

0

PONOROGO, (MP) – Siswa SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo punya daya kreatifitas yang tinggi. Terbukti, tiga siswa SMA yang dipimpin Muh. Kholil, M.Pd.I ini mampu membuat obat nyamuk dari sampah daun beringin kering.

Tentu saja, temuan ini bisa menjadi solusi untuk mencegah maraknya demam berdarah yang mewabah bahkan sudah naik status kejadian luar biasa di Kabupaten Ponorogo.

Ketiga siswa ini adalah Rifqi Fathin Al Hamid (17), Hanifah Rana Zahirah (18), dan Akif Tholibul Huda (18).

Daun Pohon beringin sekolah menjadi inspirasi siswa SMA MUHIPO

Sebuah pohon beringin besar di sekolahnya menyumbang sampah daun kering setiap harinya menjadi inspirasinya.

Kegundahan mereka berlanjut dengan melakukan penelitian melalui rujukan beberapa sumber dan melakukan bimbingan dengan guru mata pelajaran.

Hasilnya, daun beringin ternyata bisa dijadikan sebagai insektisida alami. Sehingga terfikirkan untuk membuat obat nyamuk dengan bentuk mat.

“Bentuk mat ini karena paling mudah untuk pengujian, apalagi ini obat nyamuk pertama buatan kami,” kata Akif Tholibul Huda Sabtu (9/2/2019)

Setelah mengetahui manfaat dan cara kerjanya, tim kecil itu pun melakukan penelitian untuk mencari takaran obat nyamuk yang tepat. Hanifah dan dua temannya sempat puluhan kali mencoba. Mereka juga sering berburu nyamuk dengan jaring untuk menguji obat nyamuknya.

Hasilnya didapat komposisi berupa 80 gram daun beringin yang telah dihaluskan dicampur dengan 10 ml air sulingan. Kemudian dimasak dan sebelum mendidih ditambahkan dengan 10 gram tepung kanji.

“Setelah itu dituangkan kedalam cetakan dan setelah kering kita potong-potong sesuai dengan ukuran obat nyamuk elektrik yang sering disebut dengan mat,” terangnya.

Setelah diuji coba, obat nyamuk alami buatan siswa SMA ini tidak mengecewakan. Berbekal sebuah tabung berjaring-jaring yang berisi nyamuk dan obat nyamuk elektriknya, diketahui mat elektriknya mampu membunuh semuak nyamuk dalam waktu 19 menit.

“Jika mat buatan pabrik membunuh nyamuk butuh waktu 21 menit kalau produk kami ini dalam 19 menit, lebih cepat 2 menit,” jelasnya.

Sementara itu, Hanifah siswa lainnya berharap obat nyamuk yang bisa bertahan selama 8 jam ini kedepannya agar bisa segera untuk dipatenkan sekaligus bisa dijual kemasyarakat.

Selain itu ia juga berencana untuk membuat obat nyamuknya dalam bentuk cairan yang bisa disemprotkan.

“Obat nyamuk buatan kami juga pernah kami lombakan dan meraih juara 3 dalam lomba karya Ilmiah Populer Pesta Sains Nasional yang digelar di IPB,” terangnya.

Siswa kelas XII IPA ini kepada wartawan juga menuturkan jika dalam pembuatan obat nyamuknya tersebut sangatlah murah. Ia hanya mengeluarkan uang untuk membeli 500 gram tepung kanji seharga 5000 rupiah untuk 600 keping mat siap pakai.

“Obat nyamuk hasil racikan kami baunya tidak menyengat dan hampir mirip seperti bau teh, hal ini karena bahan dasarnya dari dedaunan yang sudah kering,” pungkasnya.(sr)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here