PONOROGO, (MP) – Ratusan siswa kelas XII SMK PGRI 2 Ponorogo sudah menginjakkan satu kakinya di pintu gerbang kesuksesan. Masa depan cerah sudah nampak di depan mata.
Pasalnya, meski belum mengikuti ujian nasional namun siswa SMK yang dipimpin Syamhudi Arifin SE MM ini sudah diterima bekerja di berbagai dunia usaha maupun dunia industri.
Hebatnya, sebanyak 526 siswa kelas XII SMK PGRI 2 Ponorogo tahun kelulusan 2018/2019 yang terserap di dunia industri.
Kalau diprosentase, sudah 93.09 persen siswa sudah terserap kerja dari jumlah 565 siswa kelas XII yang memilih peminatan BKK melalui angket peminatan BKK SMK PGRI 2 Ponorogo.
Istimewanya lagi, mereka terserap di 11 perusahaan ternama nasional dan internasional.
Seperti PT. JIAEC (Pemagangan Jepang), UT School, pemagangan Jepang ASAGAO, pemagangan Jepang BNS, PT. GS BATTERY, PT. AMOY, PT. PAN BROTHERS, Tbk, PT. SRI REJEKI ISMAN Tbk, PT SAYAP MAS UTAMA (WINGS), PT. HONDA PROSPECT MOTOR, dan PT. SHOWA MANUFACTURE INDONESIA.
Sebagai wujud keberhasilan itu ratusan siswa ini menerima sertifikat diterima kerja yang diserahkan langsung oleh Kepala SMK PGRI 2 Ponorogo, bersamaan upacara hari Senin (4/2/2019) lalu.
Ini menjadi bukti SMK PGRI 2 Ponorogo memang beda. Kami memberikan bukti bukan janji. Kami mendidik manusia yang pandai bekerja bukan yang pandai bicara,” terang Syamhudi Arifin Kepala SMK PGRI 2 Ponorogo.
Sementara itu, Koordinator BKK SMK PGRI 2 Ponorogo Zainul Arifin, M.Pd.I mengaku bersyukur setiap tahun anak didiknya yang diserap kerja terus mengalami peningkatan.
Menurutnya, jumlah siswa yang diterima kerja masih bisa terus bertambah. Sebab, masih ada sembilan perusahaan belum menyampaikan pengumuman hasil tes per tanggal 4 Februari 2019. “Jadi masih bisa bertambah lagi,” terangnya.
Zainul menjelaskan, peningkatan ini tidak lepas dari kerja keras unit kerja BKK SMK PGRI 2 Ponorogo yang menggalakkan sadar kerja sejak dini.
Sebab, sejak masuk sebagai siswa baru saat PPDB sudah dilakukan penyaringan. Mereka diberikan pemahaman arah tujuan masuk SMK yang berorientasi kerja.
Setelah terpola, kemudian di kelas XI masuk PKL sesuai jurusan liniernya. Sehingga ketika kelas XII dipertemukan dunia industri siswa sudah sangat siap.
Ada efek domino ketika sudah dimulai sejak dini. Siswa selain sudah siap juga lebih semangat dan pro aktif,” terangnya.
Selain itu, peningkatan ini juga karena adanya dukungan luar biasa dari kepala sekolah yang membantu BKK menyalurkan siswa ke perusahaan. “Kasek memberikan cukup ruang dan waktu untuk kami melangkah lebih maksimal,” sebutnya.
Terlebih lagi, BKK SMK PGRI 2 Ponorogo terus melalukan terobosan agar anak didiknya banyak yang lolos mengikuti rekrutmen kerja. Salah satunya yakni dengan menggelar Bimbingan Kerja (Bimker).
Dalam prakteknya, siswa kelas XII di awal tahun dipaksa mengikuti Bimker. Setiap hari Sabtu mereka wajib belar psikotes, matematika dasar dan bintalsik. “Dengan bimker ini lah ketika tes, siswa tidak kaget, tidak panik dan sudah siap tempur,” tegasnya.
Menurutnya, ini adalah bentuk komitmen dan strategi BKK SMK PGRI 2 Ponorogo untuk menyalurkan tamatannya langsung bekerja.
Karena tidak ada prestasi tertinggi bagi lulusan SMK selain langsung diterima kerja,” pungkas Zainul Arifin. (sr)