PONOROGO – Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih pembina pramuka, Kwarda Jawa Timur menggelar Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar (KPD) 2018 di Kwarcab Ponorogo.
Acara yang berlangsung selama seminggu terhitung mulai Selasa sampai Minggu (24-30/12/2018) ini bertempat di Pondok Pesantren Al-Iman Putri Babadan.
KPD ini dibuka secara langsung oleh Kakak Drs Bambang SW Andalan Daerah Urusan Bina Wasa yang secara simbolis menyematkan tanda peserta.
Dalam kesempatan itu berlangsung pula penyerahan tunggul latihan kepada pimpinan kursus oleh kapusdiklatda Jatim Kak Indawan Setyono Hadi kepada Kak Wido Retno.
Pembukaan ini disaksikan langsung oleh Kakak Indawan selaku Kapusdiklatda Kwarda Jatim, Kakak Drs. KH. Imam Bajuri selalu pimpinan pondok pesantren Al Iman Putri, kakak-kakak pelatih, dan Lukman Aziz, S.Pd.I Kapusdiklatcab Ponorogo.
Lukman Aziz, S.Pd.I Kapusdiklatcab Ponorogo dalam laporannya menyampaikan KPD ini diikuti sebanyak 47 peserta. Terdiri dari putri sebanyak 11 peserta dan 36 putra.
Sebagai tuan rumah, Kabupaten Ponorogo mengirimkan peserta terbanyak dengan 28 peserta. Selain itu juga diikuti oleh kabupaten di Jatim seperti Ngawi (3), Magetan (3), dan Blitar (2).
Bahkan juga diikuti peserta dari luar jatim maupun luar jawa. Seperti Bogor (2), Banggai Sulteng (3), Kotawaringin Barat Kalteng (1), Seruyan Kalteng (1), Bangkalan (1), dan Gunung Kidul (1).
“Mari kita ikuti KPD ini dengan sebaik-baiknya sebagai komitmen kebangkitan pramuka,” harapnya.
Drs. Bambang SW Andalan Daerah Urusan Bina Wasa Kwarda Jatim dalam sambutannya mengatakan pelatihan ini digelar untuk meningkatkan kuantitas pelatih. Karena selama ini rasio perbandingan pembina dan peserta itu 1:50. “Ini relatif kurang. Ini menyebabkan kurang pembina yang cukup banyak,” sebutnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada semua kakak peserta yang mau mengikuti pelatihan. “Di sini peserta akan dibimbing oleh pelatih yang handal sehingga nantinya bisa membina peserta menuju kebahagiaam dunia dan akhirat,” harapnya.
Ia berharap peserta mengikuti pelatihan dengan penuh ikhlas. Karena mereka yang nantinya diharapkan bakti dan geraknya dalam membela bangsa.
Apalagi, lanjutnya, di jaman millenial era revolusi indistri 4.0 ini selain memberikan kemudahan juga membawa dampak negatif.
“Setiap perkembangan selalu diikuti perubahan. Maka untuk membekali perubahan itu kegiatan kepramukaan adalah jawabannya. Karena pramuka tetap eksis sejak lahir sampai sekarang mengikuti perkembangan jaman. Selalu uptodate sesuai dengan kebutuhan peserta didik,” urainya.
Dengan pramuka, generasi muda dididik agar lebih baik, berkarakter, cinta bangsa, punya skill dan peduli lingkungan.
“Oleh karena itu anak muda diharapkan didampingi dibimbing oleh pelatih yang handal agar tahan uji mampu menghadapi tantangan dan mengatasi rintangan,” pungkasnya. (sr)